Estetis Kudu Grainy?

Foto dengan grainy (pribadi)


 es·te·tis/ /éstétis/ a 1 mengenai keindahan; menyangkut apresiasi keindahan (alam, seni, dan sastra); 2 mempunyai penilaian terhadap keindahan (sumber)
Tanpa disadari tren yang ada silih berganti. Tak hanya busana, dunia potret-memotret pun punya beberapa tren baru. Banyak orang yang berlomba memanipulasi foto mereka agar memiliki niai estetis tinggi dan menarik perhatian yang melihat.

Secara umum, keindahan suatu karya memang subjektif. Tak ada dasar penilaian akan sebuah karya yang paten. Meski begitu, dasar yang harus dipenuhi untuk menghasilkan foto yang berkualitas sudah ada. Hal ini merupakan salah satu ilmu dasar dalam fotografi (mengenai ISO, shutter speed, dan aperture). Mengenai dasar fotografi ini sudah banyak yang memuatnya juga.

Kegiatan memanipulasi foto atau mengeditnya bukanlah hal yang salah dalam dunia fotografi. Pada hasil pemotretan terkadang ada beberapa hal yang harus diperbaki. Salah satu kesalahannya adalah ISO yang terlalu tinggi akan menyebabkan foto seperti "bersemut".

Salah satu tren yang paling sedang digandrungi adalah grainy picture, foto yang "bersemut". Kata mereka kaum milenial pecandu Instagram, grainy pic sangat aesthetic alias estetis alias indah. Tren ini makin menjadi karena digunakan oleh mereka yang memiliki pengaruh dan ketenaran di Instagram, selebgram.

Perbandingan foto kiri (normal) dan kanan (grainy picture)

Dapat dilihat perbedaan dari dua foto yang tergabung. Sisi sebelah kanan seperti memiliki tekstur, sedangkan yang sisi kiri tidak. Mungkin banyak awam yang mengira bahwa foto sisi kanan mempunyai resolusi rendah atau ISO yang terlalu tinggi seperti teori dasar fotografi. Nyatanya pada bian komentar di Instagram, banyak yang mengaggap selebgram dengan grainy picture lebih aesthetic.

Pada akhirnya nilai keindahan suatu foto balik pada penilaian individu yang melihatnya. Mungkin mereka memang lebih suka bila foto mereka dikategorikan indah dibandingkan berkualitas. Hal ini juga balik kepada mereka yang memiliki foto. Kita tak bisa menyalahkan sesuatu yang mungkin tak benar secara teori digunakan terus menerus, lalu menjadi benar karena digunakan oleh mereka yang terkenal.












Comments

  1. Itu yang di paragraf ke-3 memang kesalahan atau keasalahan?:/ salah ketik atau tidak ya? Hmm

    Salah satu keasalahannya adalah ISO yang terlalu tinggi akan menyebabkan foto seperti "bersemut".

    Nice info btw ceu😉

    ReplyDelete
  2. Dulu sempat ada niatan nih mau ikut generasi millenial bikin grainy photos (maklum pecinta fotografi juga aku hehehe) tapi lama-kelamaan karena udah booming jadi malas mau mengikutinya karena kasarnya bisa dibilang "sudah pasaran" so yaa, jadi saya lebih suka foto dengan kualitas foto yang jelas dan terlihat nyata tidak seperti bersemut atau grainy.

    Setuju sih sama tulisan di atas, tapi menurut saya sepertinya zaman grainy photos ini lama-kelamaan juga hilang. Namanya generasi anak jaman now, semua hal jadi tren dan merupakan keharusan yang wajib diikuti zamannya. Hmm

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo saya pribadi mah gamau Yol wkwk. Karena kan gue tau tuh sebenernya itu tren udah menyimpang dan bikin awam ngira foto saya bad quality wkwk, but thanks for your opinion!

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Hmm menurut saya foto foto semacam grain ini bisa jadi semacam nostalgia seperti foto foto dulu karena dulu kebanyakan hasilnya itu grain mungkin karena kamera dulu ga secanggih sekarang yang notabene mega pixel nya kecil jadi otomatis gambar nya grainy and some people sometimes need some nostalgia ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hey Pram! Yeah I know what you mean, but the old pic wasn’t edited. Mereka grainy itu karena blitz setau saya. It’s okay to remember the old days, but it could be even better if they use vintage camera too. Soalnya kan yang vintage kan alami. Kalau sekarang sih terlihat dibuat-buat wkwkwk. But it’s okay, everyone has their own opinion. Thanks for let this blog know your opinion! Jangan kapok ya kesini!

      Delete
  5. hype mengalahkan segalanya. apapun mereka lakukan supaya menjadi lebih terkenal atau bahkan agar lebih diakui. mereka meninggalkan esensi dari kualitas foto tersebut

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apapun demi hype. Gapapa diketawain yang udah suhu dan sepuh kalo manusia ikutin tren gatau dasar

      Delete
  6. Informatif sekali Anisa. Setidaknya saya menjadi lebih paham meskipun bukan keahlian saya di bidang fotografi.

    Ditunggu tulisan lainnya!

    ReplyDelete
  7. Wah jadi lebih tau nih informasi Yang lagi tren. Tapi apa tren itu selalu menjadi estetik? Kalo menurut Anisa sendiri gimana?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Daripada Demo Sana-Sini

Palsu? Yang Penting Murah!