Anti Barang Palsu Club

Shame on fake!


Tagline itu cukup booming di kalangan mereka yang mengkampanyekan untuk selalu membeli dan memakai barang asli. Tagline ini biasanya dianut bagi mereka fashion enthusiast, seperti sneakerhead, branded bags enthusiast, dan pada dasarnya mereka yang menyukai exclusive apparel.


Sebenarnya bukan ajang pamer kekayaan, tetapi lebih ke tindakan cerdas. Sebelumnya sudah dibahas mengenai keluhan barang palsu dari gue. Dengan membeli barang asli kita berarti juga menghargai ciptaan orang.




ACTA merupakan perjanjian resmi dan telah diterapkan di negara seperti Australia, Kanada, Uni Eropa, Jepang, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan beberapa lainnya. Perjanjian ini sebagai respon dari para negara yang peduli terhadap meningkatnya penjualan barang palsu dan barang bajakan. Padahal barang-barang bajakan dan palsu itu dilindungi hak cipta.


Bagaimana jika Indonesia tergabung dalam perjanjian tersebut? Kenapa Indonesia tidak tergabung?

Comments

  1. Hmm sungguh menarik.
    Apa yang dibahas adalah permasalahan terbesar di indonesia saat ini. Para KW-ers harusnya tertampar. Kalo ga tertampar sini lo gua tampar.

    ReplyDelete
  2. Sangat menarik pembahasannya. Kita harus lihat apa urgensinya bagi Indonesia untuk join ACTA. Memang benar sebuah karya seseorang harus kita hargai dengan membeli produk orisinil. Tetapi, jika Indonesia tergabung dalam ACTA dalam waktu dekat, akan sulit untuk implementasinya. Menilik banyak sekali produsen yang memproduksi barang imitasi, lebih luas lagi sebenarnya masyarakat Indonesia BELUM aware terhadap hal tersebut.
    Jadi, hal pertama yang harus dilakukan sebenarnya adalah bagaimana menyadarkan masyrakat baru setelah itu Indonesia ikut andil dalam ACTA.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi menurut saya dengan negara kita gabung ACTA akan ada kejelasan sendiri dan regulasi mengenai barang palsu. Hal ini seharusnya juga berdampak akan membuat sadar masyarakat tentang barang palsu dan konsekuensi bila berhubungan dengan barang palsu. Tipikal masyarakat kita kan yang suka ngeles kaya bajaj. But I do agree with your opinion too, ceu. Have a great day!

      Delete
  3. Pembahasannya menarik. Sangat benar adanya, dimana masih banyak mental2 culun yg membuat 'fake' itu adalah lifestyle.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mudah-mudahan hanya mentalnya aja yang fake, idupnya jangan ya? Wkwk

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Daripada Demo Sana-Sini

Estetis Kudu Grainy?

Palsu? Yang Penting Murah!