Public Humiliation Sedari Dulu



Ketika masih menjadi murid SD, biasanya ada saja yang dihukum di depan kelas. Dari omelan sampai pose yang dianggap lucu dan diharapkan menimbulkan efek jera diberikan dengan berbagai alasan pemicu. Jika sadar, sebenarnya hal ini termasuk public humiliation atau public shaming. Alih- alih menimbulkan efek jera, biasanya yang timbul adalah trauma.


Bagaimana tidak? Seorang manusia yang dianggap bersalah dipermalukan di hadapan umum. Meski sebenarnya ada cara lain yang bisa dilakukan untuk membuat orang tersebut sadar akan kesalahannya dan jera. Tampaknya yang melakukan juga lebih “menikmati” daripada sadar bahwa caranya salah. Hal ini sudah menjadi semacam tradisi, berlangsung dari dahulu.


Beda lagi praktiknya di kalangan masyarakat sekarang. Public humiliation sekarang tak secara langsung, tetapi melalui beragam media sosial. Biasanya yang terjadi adalah seseorang menegur yang dianggap salah di grup obrolan dan yang intinya bisa dilihat oleh publik. padahal, tegur-menegur ini bisa melalui personal chat.


Bukan berarti membela satu pihak, tetapi cara ini lebih banyak tidak bergunanya dan ketinggalan jaman. Yang kekinian adalah lebih memanusiakan manusia. Sebelum bertindak hendaknya berpikir, apakah kalian beserta inner circle mau menjadi korban public humiliation?

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Daripada Demo Sana-Sini

Estetis Kudu Grainy?

Palsu? Yang Penting Murah!