Posts

Showing posts from September, 2017

Emangnya itu Pelecehan Seksual?

Jadi kebanyakan manusia awam menganggap pelecehan seksual itu pastilah tindak pemerkosaan. Well, sebenarnya pemerkosaan adalah bentuk pelecehan seksual paling laten alias nyata. Meski begitu, pemerkosaan bukan satu-satunya tindak pelecehan seksual. Dilansir dari k4health.org , p elecehan seksual adalah perilaku pendekatan yang terkait dengan seks yang tidak diinginkan, termasuk permintaan untuk melakukan seks, dan perilaku lainnya yang secara verbal maupun fisik merujuk pada seks. Berarti ucapan berbau seks dan tidak dikehendaki oleh si penerima bisa dianggap pelecehan seksual, salah satunya body shaming. Menurut web yang sama, perilaku yang dapat digolongkan sebagai pelecehan seksual sebagai berikut Lelucon seks, menggoda secara terus menerus mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seks, baik secara langsung maupun melalui media seperti surat, SMS, maupun e-mail. Penyiksaan secara verbal akan hal-hal yang terkait dengan seks. Memegang ataupun menyentuh dengan tujuan sek...

Sudah Olahraga, Kok Tetap Gendut?

Saya pribadi sering mendengar kalimat ini ditujukan kepada saya. Awalnya saya merasa malu dan kesal. Kenapa pula mereka berpikir saya berolahraga untuk menurunkan berat badan saya? Padahal saya berolahraga agar fisik saya kuat dan sehat. Sering bukan berarti hanya satu atau dua kali, bahkan dalam satu kesempatan mereka melontarkan kalimat seperti judul berkali-kali. Dari yang awalnya kesal, saya merasa muak. Mereka juga tak segan menjadikan kalimat seperti judul untuk bahan candaan. Kalian tahu penilaian saya kepada mereka yang bersikap seperti itu? Norak dan kampungan. Tak pernah saya lontarkan sebelumnya, tetapi ini murni pendapat saya.  Kenapa tak pernah saya lontarkan, padahal mereka saja tak pusing memikirkan ketika mereka mengejek orang lain? Karena saya tak mau menjadi seburuk mereka, sama norak dan kampungannya. Sepertinya mereka belum mengerti apa itu body shaming yang merupakan pelecehan seksual . Kebanyakan orang seperti itu, bukan berarti semua orang. ...

Public Humiliation Sedari Dulu

Image
kotakgame.com Ketika masih menjadi murid SD, biasanya ada saja yang dihukum di depan kelas. Dari omelan sampai pose yang dianggap lucu dan diharapkan menimbulkan efek jera diberikan dengan berbagai alasan pemicu. Jika sadar, sebenarnya hal ini termasuk public humiliation atau public shaming . Alih- alih menimbulkan efek jera, biasanya yang timbul adalah trauma. Bagaimana tidak? Seorang manusia yang dianggap bersalah dipermalukan di hadapan umum. Meski sebenarnya ada cara lain yang bisa dilakukan untuk membuat orang tersebut sadar akan kesalahannya dan jera. Tampaknya yang melakukan juga lebih “menikmati” daripada sadar bahwa caranya salah. Hal ini sudah menjadi semacam tradisi, berlangsung dari dahulu. Beda lagi praktiknya di kalangan masyarakat sekarang. Public humiliation sekarang tak secara langsung, tetapi melalui beragam media sosial. Biasanya yang terjadi adalah seseorang menegur yang dianggap salah di grup obrolan dan yang intinya bisa dilihat oleh publik...

Teman? Bukan! Kebetulan Kenal

Image
http://www.indiacelebrating.com/ “Berteman dengan siapa saja, tidak boleh pilih-pilih”. Kalimat yang sering ada di buku pelajaran semasa Sekolah Dasar. Sepertinya, semakin dewasa semakin mengerti kalimat ini tidak terlalu benar. Teman sebaya merupakan salah satu yang berperan dalam proses sosialisasi. Bahkan beberapa orang menganggap teman lebih dari segalanya. Gue jarang bisa menganggap orang lain teman. Bagi gue, kebanyakan mereka adalah yang kebetulan gue kenal. Jahat? Rasanya tidak. Semakin dewasa gue mengerti, pemikiran kita juga harus makin realistis. Remaja pasti sering mengeluh dengan berbagai kelakuan temannya yang tidak sesuai dengan keinginan. Tahu apa penyebabnya? Karena mempunyai ekspektasi tertentu dan kecewa ketika kenyataan tidak sesuai ekspektasi. Little bit advice from me, it’s good to get rid bad person from your life. Bad person is like a cancer. If you let it to stay in your life, you will get hurted and die in the end.

Anti Barang Palsu Club

Shame on fake! Tagline itu cukup booming di kalangan mereka yang mengkampanyekan untuk selalu membeli dan memakai barang asli. Tagline ini biasanya dianut bagi mereka fashion enthusiast , seperti sneakerhead , branded bags enthusiast , dan pada dasarnya mereka yang menyukai exclusive apparel . Sebenarnya bukan ajang pamer kekayaan, tetapi lebih ke tindakan cerdas . Sebelumnya sudah dibahas mengenai  keluhan barang palsu dari gue. Dengan membeli barang asli kita berarti juga menghargai ciptaan orang. Sudah ada perjanjian yang berlaku bukan di Indonesia mengenai barang palsu. Perjanjian itu adalah Perjanjian Perdagangan Anti-Pemalsuan ( Anti-Counterfeiting Trade Agreement) yang dikenal dan disingkat dengan ACTA. ACTA merupakan perjanjian resmi dan telah diterapkan di negara seperti Australia, Kanada, Uni Eropa, Jepang, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan beberapa lainnya. Perjanjian ini sebagai respon dari para negara yang peduli terhadap meningkat...

Palsu? Yang Penting Murah!

Image
quora.com Banyak sekali orang yang ingin bergaya dan menerapkan hal seperti judul. Bagi gue hal ini cukup menyedihkan dan menggelikan pada saat bersamaan. Lucu ga sih mereka kebelet dianggap keren, berkelas, dan sebagainya tapi dengan menyedihkannya malah beli barang palsu? Mata gue ini bisa dikatakan sensitif terhadap barang palsu. Dengan mudah gue bisa membedakan barang palsu dan asli. I don’t know it’s a curse or a gift. Inner circle gue pasti mengetahui dengan benar mengenai hal ini. Terkadang yang konyolnya mereka membeli barang palsu yang sama sekali ga mirip sama aslinya. Kekonyolannya berlanjut jika mereka malah dengan bangganya memamerkan barang palsu mereka. Hal-hal ini membuat gue susah menahan tawa. Selera humor gue memang sulit dimengerti sepertinya. Ada wejangan mantap dari Almarhum Bob Sadino “Bergayalah sesuai isi dompetmu” . Kalau tidak ada isi dompetnya, ya jangan maksa untuk bergaya berlebihan. Ayolah! Coba untuk mengubah pola pikir kalian yan...

Berpikir Sebelum Semuanya

Pernah menyesal setelah memutuskan sesuatu? Kalau hanya beberapa kali, it's okay . Tapi jika sering, yakin sudah memikirkan segalanya? Maksudnya memikirkan pemicu, tindakan, hasilnya, dan dampaknya. Itulah mengapa pentingnya berpikir, wahai para warganet. Sepertinya terlalu berbelit? Mari kita sederhanakan dan perjelas. Manusia itu selalu berpikir. Bisa kita sadari pula manusia bisa berpikir dengan dua cara, matang dan gegabah. Matangnya itu bagaikan kebanyakan makanan, hasilnya lebih enak dan sehat. Tapi jangan disandingkan juga dengan makanan yang memang disajikan mentah. Pemikiran yang matang akan mengurangi resiko kekecewaan dan ketidakberdayaan. Bila sebaliknya, ya bisa diketahui juga hasilnya berbalik. Teori yang panjang dan terdengar sok ilmiah sebelumnya itu kita aplikasikan sekarang di kehidupan manusia yang katanya Zoon Politicon oleh Aristoteles alias makhluk sosial. Yang sederhana seperti membeli barang, kendaraan yang sepertinya keren. Calon pembeli harus berpikir ...