Ternyata Seperti Ini Rasanya
Tak pernah kukira ternyata menaruh harapan untuk menghabiskan sisa waktu yang diberikan oleh Tuhan di dunia akan terasa semenyenangkan ini. Bahkan tak kusangka dia orang yang jauh namun dekat, berasal dari masa lalu. Setelah enam tahun, namun tetap terasa hangat. Aneh ya? Tidak, rasanya aneh bukan kata yang tepat. Lagi pula, aneh memiliki kesan yang jelek untuk penggunaannya. Ah tapi siapa pula yang peduli? Tulisan ini saja ada yang membaca aku pun akan bingung. Mereka tak ada yang harus diselesaikan? Rasanya berlimpah waktu dalam hidupnya sampai disempatkan untuk membaca pendek yang tidak seberapa faedah ini.
Namun kutetap mengingat daratanku, layaknya terbang namun sisi tertentu terikat ke bumi ini. Apakah ini hasil kekecewaan yang aku dulang selama ini? Karena kebodohanku sendiri tentunya, kurang cerdas dalam menilai sifat dan sikap orang kepadaku. Terlalu naif, kumelihat semuanya bagai hal yang akan dan terus baik-baik saja. Terlalu tak acuh terhadap pertanda yang bahkan seisi dunia berikan untuk sekadar meberitahukan hal janggal.
Ya ya ya, hak untuk menilai tetap ada. Tak ada pula yang membatasi. Namun ku hanya ingin memiliki selebrasi dengan perasaanku sendiri. Sepertinya semua orang pernah dan diperbolehkan pula. Momen ini rasanya spesial, meski ekspresiku yang sering muncul hanya "oh ternyata seperti ini rasanya". Semoga kalian bahagia dan akan begitu seterusnya!
Comments
Post a Comment